Globalisasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
|
Globalisasi |
|
|
|
|
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya.
[1][2] Kemajuan infrastruktur
transportasi dan
telekomunikasi, termasuk kemunculan
telegraf dan
Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong
saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
[3]
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di
era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum
zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke
Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi.
[4][5] Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an.
[6] Pada tahun 2000,
Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi:
perdagangan dan
transaksi, pergerakan
modal dan
investasi,
migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu
pengetahuan.
[7] Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti
perubahan iklim,
polusi air dan
udara lintas perbatasan, dan
pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi.
[8] Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh
bisnis dan tata
kerja,
ekonomi, sumber daya
sosial-
budaya, dan
lingkungan alam.
Pengenalan
Manusia telah berinteraksi dalam kisaran jarak jauh selama ribuan tahun. Sebagai contohnya adalah
Jalur Sutra darat yang menghubungkan
Asia,
Afrika, dan
Eropa dan menyebabkan banyak perubahan pada peradaban bangsa-bangsa di "
Dunia Lama".
Pemikiran, agama, bahasa, kesenian, dan aspek budaya lainnya menyebar
dan bercampur ketika negara-negara bertukar barang dan ide.
Perpindahan manusia, barang, dan ide secara global meluas pada
abad-abad selanjutnya. Pada abad ke-15 dan 16, bangsa Eropa membuat
rintisan terpenting dalam penjelajahan samudra, salah satunya adalah
pelayaran transatlantik ke "
Dunia Baru" yang disebut
Amerika. Pada awal abad ke-19, perkembangan bentuk transportasi baru (seperti
kapal uap dan
rel kereta) dan
telekomunikasi yang menyusutkan ruang dan waktu memungkinan terjadinya interaksi global dengan sangat cepat.
[9] Pada abad ke-20,
kendaraan darat,
angkutan intermodal, dan
maskapai penerbangan membuat transportasi semakin cepat. Penemuan telekomunikasi elektronik, seperti
telepon genggam dan
Internet, membuat miliaran orang bisa saling terhubung dengan berbagai cara pada tahun 2010.
Awak pesawat pada era "
Jet set" sekitar tahun 1960.
Etimologi dan penggunaan
Istilah
globalisasi' diambil dari kata
globalize yang mengacu pada kemunculan jaringan sistem sosial dan ekonomi berskala internasional.
[10] Istilah ini pertama kali digunakan sebagai kata benda dalam sebuah tulisan berjudul
Towards New Education; kata 'globalisasi' di sini menunjukkan pandangan pengalaman manusia secara menyeluruh di bidang pendidikan.
[11] Istilah serupa,
corporate giants (raksasa perusahaan), dicetuskan oleh
Charles Taze Russell pada tahun 1897
[12]
untuk menyebut perusahaan-perusahaan besar nasional pada waktu itu.
Tahun 1960-an, kedua istilah tadi mulai dijadikan sinonim oleh para
ekonom dan ilmuwan sosial lainnya. Ekonom
Theodore Levitt
diakui secara luas sebagai pencipta istilah kata 'globalisasi' melalui
artikelnya yang berjudul "Globalization of Markets". Artikel ini terbit
di
Harvard Business Review
edisi Mei–Juni 1983. Namun, kata 'globalisasi' sebelumnya sudah banyak
digunakan (setidaknya sejak 1944) dan dipakai oleh beberapa pengamat
sejak 1981.
[13]
Levitt bisa dianggap sebagai orang yang memopulerkan kata ini dan
memperkenalkannya ke kalangan pebisnis utama pada paruh akhir 1980-an.
Sejak dirumuskan, konsep globalisasi telah menginspirasi sejumlah
definisi dan interpretasi, mulai dari cakupan perdagangan dan imperium
besar di Asia dan Samudra India pada abad ke-15 sampai seterusnya.
[14][15]
Karena konsep ini begitu rumit, banyak proyek penelitian, artikel, dan
diskusi yang tetap berfokus pada aspek tunggal globalisasi.
[1]
Roland Robertson,
dosen sosiologi Universitas Aberdeen, salah satu penulis pertama di
bidang globalisasi, mendefinisikan globalisasi pada tahun 1992 sebagai:
...pemadatan dunia dan pemerkayaan kesadaran dunia secara keseluruhan.
[16]
Sosiolog
Martin Albrow dan Elizabeth King mendefinisikan globalisasi sebagai:
...semua proses yang menyatukan penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal.
[2]
Di
The Consequences of Modernity,
Anthony Giddens memakai definisi berikut:
Globalisasi dapat diartikan sebagai intensifikasi
hubungan sosial dunia yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga
peristiwa di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi
di tempat lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya.
[17]
Di
Global Transformations,
David Held dan lainnya mendefinisikan globalisasi sebagai:
Meski dalam artian paling sederhananya globalisasi
mengacu pada pelebaran, pendalaman, dan pemercepatan interkoneksi
global, definisi semacam itu perlu dijelaskan lebih jauh lagi. ...
Globalisasi dapat ditempatkan di dalam satu kontinuum bersama lokal,
nasional, dan regional. Di satu ujung kontinuum, terdapat hubungan dan
jaringan sosial dan ekonomi yang berbasis lokal dan/atau nasional; di
ujung lain, terdapat hubungan dan jaringan sosial dan ekonomi yang
menguat pada skala interaksi regional dan global. Globalisasi dapat
merujuk pada proses perubahan ruang-waktu yang menopang transformasi
susunan kehidupan manusia dengan menghubungkan sekaligus memperluas
aktivitas manusia melintasi wilayah dan benua. Tanpa melihat kaitan
keruangan seperti itu, istilah ini takkan bisa dirumuskan secara jelas
atau runtun. ... Definisi globalisasi yang tepat harus bisa mencakup
elemen-elemen berikut: jangkauan, intensitas, kecepatan, dan pengaruh.
[18]
Dalam buku
The Race to the Top: The Real Story of Globalization, jurnalis Swedia
Thomas Larsson menyatakan bahwa globalisasi adalah:
...proses penyusutan dunia sehingga jarak semakin
pendek dan segala hal terasa semakin dekat. Globalisasi mengacu pada
semakin mudahnya interaksi antara seseorang di satu tempat dengan orang
lain di belahan dunia yang lain.
[19]
Jurnalis
Thomas L. Friedman memopulerkan kata
"flat world" (dunia datar). Ia berpendapat bahwa
perdagangan global,
outsourcing,
rantai suplai,
dan kekuatan politik telah mengubah dunia lebih baik atau buruk secara
permanen. Ia menegaskan bahwa globalisasi berlangsung semakin cepat dan
pengaruhnya terhadap organisasi dan praktik bisnis akan terus
berkembang.
[20]
Ekonom
Takis Fotopoulos
mendefinisikan "globalisasi ekonomi" sebagai pembebasan dan deregulasi
pasar komoditas, modal, dan tenaga kerja yang berujung pada globalisasi
neoliberal masa kini. Ia memakai istilah "globalisasi politik" untuk menyebut kemunculan kaum elit transnasional dan hilangnya
negara bangsa. "
Globalisasi budaya" digunakan untuk menyebut homogenisasi budaya dunia. Istialh lainnya adalah "globalisasi
ideologi", "globalisasi
teknologi", dan "globalisasi
sosial".
[21]
Manfred Steger, dosen
studi global dan ketua riset di
Global Cities Institute di
RMIT University, mengidentifikasi empat
dimensi globalisasi
empiris utama: ekonomi, politik, budaya, dan ekologi, ditambah dimensi
kelima (ideologi) yang melintasi empat dimensi lainnya. Menurut Steger,
dimensi ideologi dipenuhi oleh serangkaian norma, klaim, kepercayaan,
dan penjelasan tentang fenomena itu sendiri.
[22]
Pada tahun 2000,
International Monetary Fund (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi:
perdagangan dan
transaksi, pergerakan
modal dan
investasi,
migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu
pengetahuan.
[7]
Di sektor perdagangan dan transaksi, negara-negara berkembang telah
meningkatkan pangsa perdagangan dunianya dari 19 persen tahun 1971
menjadi 29 persen pada tahun 1999. Akan tetapi, ada perbedaan besar di
sejumlah kawasan. Misalnya,
negara industri baru
(NIE) di Asia berhasil, sedangkan seluruh negara di Afrika gagal.
Barang yang diekspor negara merupakan indikator kesuksesan yang penting.
Ekspor barang pabrikan meningkat dan didominasi oleh negara-negara maju
dan NIE. Ekspor komoditas seperti makanan dan bahan mentah biasanya
berasal dari negara-negara berkembang. Pangsa total ekspor komoditas
menurun seiring waktu.
Dari sini, pergerakan modal dan investasi dapat dipandang sebagai
aspek dasar globalisasi yang lain. Arus modal swasta ke negara-negara
berkembang naik sepanjang 1990-an, menggantikan "bantuan" atau "bantuan
pembangunan" yang berkurang setelah awal 1980-an.
Investasi langsung asing
(FDI) menjadi kategori paling penting. Investasi portofolio dan kredit
bank meningkat namun semakin volatil dan akhirnya anjlok akibat krisis
keuangan akhir 1990-an. Antara 1965–90, jumlah tenaga kerja yang
bermigrasi bertambah dua kali lipat. Sebagian besar migrasi terjadi
antara negara berkembang dna
negara kurang maju (LDC).
[23]
Paul James, Direktur
United Nations Global Compact
Cities Programme, berpendapat bahwa empat bentuk globalisasi yang
berbeda juga bisa dibedakan sehingga melengkapi dan melintasi semua
dimensi globalisasi.
[24]
Menurut James, bentuk globalisasi dominan yang tertua adalah
globalisasi berwujud, yaitu perpindahan manusia. Bentuk dominan tertua
kedua adalah globalisasi lembaga, yaitu sirkulasi agen dari berbagai
institusi, organisasi, dan badan, termasuk agen-agen
imperial.
Bentuk ketiganya, globalisasi objek, merupakan pergerakan komoditas dan
objek tukar lainnya. Perpindahan ide, gambar, ilmu pengetahuan, dan
informasi di dunia disebut globalisasi tak berwujud, dan saat ini
globalisasi tak berwujud merupakan bentuk yang paling dominan. James
berpendapat bahwa pengelompokkan semacam ini memungkinkan kita memahami
bahwa bentuk globalisasi yang paling berwujud seperti perpindahan
pengungsi dan migran justru semakin dibatasi, sedangkan bentuk yang
paling tak berwujud seperti sirkulasi instrumen keuangan semakin tidak
dibatasi.
[25]
Pengertian
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata
global, yang maknanya ialah
universal. Achmad Suparman menyatakan
Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai
ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (
working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara
di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis,
ekonomi dan
budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara
adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat
dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi
dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu
bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti
budaya dan
agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
- Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara
tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin
tergantung satu sama lain.
- Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor,
lalu lintas devisa, maupun migrasi.
- Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman
di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
- Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
- Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima
ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi
pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya.
Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.[26]
-
- SUMBER:https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi